Sabtu, April 07, 2012

Ekskul Gue - PRAMUKA



(kalo mau yang lengkap tentang kepramukaan, coment aja yaa :)
ada file'y juga lho!! mengenai sumbernya, terlisensi ko')

Riwayat Lord Baden Powel, Pendiri Kepramukaan
Berkembangnya Revolusi Industri di Eropa sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi merubah cara-cara hidup masyarakat Eropa. Revolusi Industri sangat berpengaruh pada tatanan kehidupan sosial dan ekonomi dengan terciptanya kesenjangan antara kaum kapitalis dan kaum proletar. Ketegangan sosial muncul dimana-mana dan mengakibatkan lumpuhnya kehidupan sosial dan ekonomi.
Konflik sosial yang terjadi berkepanjangan tersebut juga terjadi di Inggris yang mengakibatkan rusaknya pola kehidupan remaja Inggris saat itu. Melihat perkembangan tersebut, Baden Powell, seorang perwira Inggris, memikirkan cara-cara untuk memperbaiki karakter pemuda Inggris.  Dengan berbekal pengalaman militernya selama di India dan Afrika, Baden Powell menerapkan scouting – yang semula digunakan untuk melatih tentara muda – bagi para pemuda Inggris yang disesuaikan dengan kepentingan, kebutuhan, situasi dan kondisi kaum muda Inggris pada waktu itu. Adapun The Basic Principle of Scouting yang diterapkan oleh Baden Powell adalah ;
1.     Duty to God
2.     Duty to others
3.     Duty to self
4.     Promise and law
Baden Powell lahir di London, Inggris, pada tanggal 22 Februari 1857 dengan nama Robert Stephenson Smyth Baden Powell. Nama Baden Powell diambil dari nama ayahnya, Domine HG Baden Powell, seorang profesor Geometri di Universitas Oxford. Ayahnya meninggal pada saat Stephenson masih berusia tiga tahun. Ibunya adalah putri dari seorang Admiral Kerajaan Inggris bernama WT Smyth. Jadi Baden Powell merupakan keturunan seorang ilmuwan dari satu pihak dan keturunan petualang berpengalaman di pihak lain.
Tahun 1870, Baden Powell memasuki Charterhouse School di London dengan beasiswa. Ia bukan seorang pelajar yang luar biasa, tetapi ia adalah seorang yang giat. Ketangkasannya dalam olah raga terutama sebagai penjaga gawang kesebelasan sekolah dan bakatnya dalam seni seperti drama dan musik menjadikannya pusat perhatian. Baden Powell juga pandai menggambar, bakat ini kemudian memudahkannya menghiasi karangan-karangannya sendiri.
Baden Powell menamatkan pendidikannya di Charterhouse School pada usia sembilan belas tahun. Beberapa waktu setelah sekolahnya selesai, Baden Powell berangkat ke India sebagai Pembantu Letnan dalam resimen yang terkenal pada Perang Krim - Charge of the Light Brigade. Selain prestasinya dalam ketentaraan - menjadi Kapten pada usia 26 tahun - ia dikenal sebagai pemburu babi hutan di India dan memperoleh piala "pigsticking". Olah raga ini sangat dihargai di India karena babi hutan dianggap satu-satunya binatang yang berani minum air bersama dengan harimau.
Pada tahun 1887, Baden Powell berangkat ke Afrika, untuk ikut serta berperang melawan Suku Zulu, kemudian Suku Ashanti dan Suku Matabele. Karena keberanian dan kepandaiannya penduduk Afrika menamakannya dengan "impeesa" - serigala yang tidak pernah tidur. Karena kecakapannya itu, tahun 1899 pangkatnya telah dinaikkan menjadi Kolonel.
Pada waktu itu hubungan pemerintah Inggris dengan Transval (Afrika Selatan) telah memuncak pada titik perpecahan. Baden Powell membentuk dua batalyon pemburu berkuda dan berangkat ke Mafeking. "Siapa menduduki Mafeking, berkuasa di Afrika Selatan", demikian dikatakan penduduk asli Afrika. Perang pecah pada tanggal 13 Oktober 1899. Selama 217 hari Baden Powell berhasil menduduki dan mempertahankan Mafeking dalam pengepungan Bangsa Boer yang jumlahnya jauh lebih besar. Baden Powell dapat mempertahankan kota tersebut sampai akhirnya bantuan datang pada tanggal 18 Mei 1900. Baden Powell yang kemudian berpangkat Mayor Jendral adalah pahlawan bagi bangsanya.

Tahun 1901 Baden Powell kembali ke Inggris. Ia kemudian menulis buku yang diperuntukkannya bagi prajurit muda, Aids to Scouting. Buku tersebut sangat digemari bukan saja oleh para prajurit melainkan juga oleh masyarakat Inggris khususnya para remaja. Dalam satu bulan saja sedikitnya terjual 60.000 buku, karena masyarakat tua dan muda menggemari buku ini. Surat-suratpun berdatangan terutama dari anak-anak yang menginginkan sesuatu yang lebih kongkrit dari cerita dalam buku.  Baden Powell menyadari suatu panggilan untuk membantu anak-anak negaranya.
Atas desakan tersebut berkumpulah 21 orang pemuda dari berbagai lapisan masyarakat yang tergabung dalam Boys Brigade di bawah pimpinan William Smyth mengikuti perkemahan pada tanggal 25 Juli 1907 di Brownsea Island selama delapan hari. Dalam perkemahan itu dipraktekkan cara-cara memasak, berenang, menyelidik, merintis, permainan, mengembara serta api unggun dan lain-lain. Perkemahan tersebut terselenggara dengan baik dan kemudian dijadikan sebagai perkemahan kepanduan pertama.
Sesudah perkemahan tersebut, dua minggu sekali diterbitkan buletin "A Handbook for Instruction in Good Citizenship Through Woodcraft". Isi buletin ini diambil dari buku Aids to Scouting dan pengalaman saat berkemah di Brownsea Island. Setelah enam kali terbit buletin ini kemudian dibukukan menjadi buku "Scouting for Boys". Beberapa saat setelah buku ini diterbitkan dan dijual di toko-toko buku maupun tempat-tempat penjualan surat kabar, maka terbentuklah regu-regu dan pasukan pandu dari berbagai lapisan masyarakat. Dengan terbitnya buku ini dapat dikatakan lahirnya cikal bakal kepanduan. Buku tersebut kemudian menyebar ke seluruh Inggris, Eropa dan kemudian ke benua-benua lainnya.
Setahun kemudian Baden Powell menyelenggarakan perkemahan kepanduan kedua di tempat yang sama dengan jumlah pandu sebanyak 1.500 anak. Dua tahun kemudian menjadi 109.000 anak dan diikuti oleh negara-negara di Eropa yang akhirnya menyebar ke seluruh dunia. Akhirnya Baden Powell memutuskan untuk mengundurkan diri dari ketentaraan pada tahun 1910 dengan pangkat terakhir Letnan Jendral dan mengabdikan dirinya untuk menumbuhkembangkan kepanduan.
Pada tahun 1912, Baden Powell mengadakan perjalanan keliling dunia untuk meninjau perkembangan kepanduan di berbagai negara. Pada tahun inilah permulaan kepanduan dinyatakan sebagai persaudaraan sedunia. Tahun 1920 di London berkumpul pandu dari seluruh dunia untuk mengadakan Jambore Dunia Pertama. Pada malam terakhir yaitu pada tanggal 6 Agustus 1920, Baden Powell diangkat sebagai Chief Scout of the world, Bapak Pandu Sedunia. Pada tahun 1929, Baden Powell juga dianugerahi rajanya - George V - dengan julukan bangsawan Lord Baden Powell of Gilwell.
Di usianya yang kedelapanpuluh tahun ia kembali ke Afrika yang dicintainya. Walaupun Baden Powell tidak menyetujui penjajahan yang dilakukan negaranya, ia telah menunjukan kesetian terhadap negara dan rajanya. Baden Powell meninggal di Kenya di suatu tempat yang tenteram pada tanggal 8 Januari 1941, sebulan sebelum ulang tahunnya yang kedelapanpuluh empat.


Berkembangnya Kepramukaan di Indonesia
Tiga setengah abad lamanya bangsa kita terpuruk dalam belenggu penjajahan Belanda. Di awal abad ke-20 tampillah pemuda-pemuda pribumi yang baru pulang menimba ilmu di tanah seberang. Pada tahun 1908 sekelompok pemuda menyandang cita-cita luhur mendirikan Budi Utomo yang menjadi tonggak sejarah pergerakan nasional. Kelahiran Budi Utomo menggugah kesadaran berbangsa pemuda-pemuda Indonesia. Momentum inilah yang kemudian dikenang sebagai era kebangkitan bangsa.
Dalam pada itu, gagasan Baden Powell tentang pendidikan kepanduan dikembangkan di berbagai negara, tidak terkecuali di Indonesia yang pada saat itu masih dalam penjajahan Belanda. Di Indonesia, Belanda mendirikan organisasi kepanduan dengan nama Nederland Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) pada tanggal 14 September 1914. Pemuda-pemuda Indonesia mulai mengenal kegiatan kepanduan dan masuk di dalamnya untuk menggali bekal bagi perjuangan pergerakan nasional.
Oleh para pemimpin pergerakan nasional, gagasan Baden Powell diambil dan kemudian dibentuklah organisasi-organisasi kepanduan yang sesuai dengan tujuan pergerakan nasional. Perhimpunan kepanduan di Indonesia tumbuh menjamur di seluruh pelosok tanah air. Diawali pada tahun 1915, Taruna Kembang lahir di daerah Kasunanan Surakarta di bawah pimpinan Pangeran Suryoroto. Setahun kemudian, Sri Paduka Mangkubenoro Ke-7 mendirikan Javaanse Padvinders Organizatie (JPO). Di Yogyakarta pada tahun 1918 KH. Ahmad Dahlan memprakarsai berdirinya Padvinders Muhammadiyah (PM) yang pada tahun 1920 menjadi Pandu Hisbul Wathon, juga Syarekat Islam di bawah pimpinan Azarkasi mendirikan Kepanduan Wiratamtama yang pada tahun 1926 menjadi Syarekat Islam Afdeling Padvindery (SIAP). Sedangkan Mr. Kasman Sumodimedjo pimpinan Jong Islamieten Bond mendirikan Nationale Islamitische Padvindery (NATIPIY). Ikut pula berdiri memperkuat barisan kepanduan kepanduan A1-Irsyad di Surabaya, Pandu Pemuda Sumatera dan Jong Borneo Padvindery.

Tujuan pendidikan kepramukaan tidak lain adalah membentuk karakter bangsa baik sebagai seorang individu maupun sebagai seorang warga negara dan warga masyarakat. Dengan demikian program-program kegiatan kegiatan kepramukaan harus bertumpu pada tuntutan dan kebutuhan generasi muda sekarang beserta harapan orang tua dan keluarganya. Saat ini masyarakat Indonesia terpuruk dalam tiga hal yakni kebodohan, kemiskinan dan tidak mencintai lingkungan hidup. Kedalam tiga masalah itulah Gerakan Pramuka diharapkan dapat menjawab tantangan masyarakat. Seorang yang mengikuti pendidikan kepramukaan seyogyanya memiliki nilai tambah. Dia lebih pintar dan cerdik dari teman-temannya, dia lebih mampu mengelola hidupnya secara sosial ekonomi, serta dia lebih peduli dengan alam dan lingkungannya.
Di tengah krisis multi dimensional yang melanda Indonesia sekarang ini, Pramuka hendaknya bisa tampil ke depan sebagaimana sejarah mengatakan bahwa Pramuka selalu menjadi pelopor sejarah perjalanan bangsa. Mari kita niatkan bersama bahwa kegiatan kepramukaan yang kita laksanakan ini adalah untuk membangun peradaban sebuah bangsa, bangsa yang besar, bangsa yang indah, bangsa yang disegani dunia, bangsa yang dicintai Yang Maha Pencipta. Bangunlah jiwanya … bangunlah badannya … untuk Indonesia Raya. Kami … Pandu Ibu Pertiwi.
KEEP ON SCOUTING !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar